SURGA TERSEMBUNYI DI GERBANG PASIFIK
Oleh : PEMUDA ADVENTURE


Deskripsi

Kabupaten Halmahera Barat secara geografis berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Utara di sebelah utara samudera pasifik, di sebelah selatan berbatasan dengan Ibu kota Provinsi Maluku Utara, Sofifi, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Timur, dan di sebelah barat berbatasan dengan laut Maluku.
Wilayah Kabupaten Halmahera Barat terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan yang mana masing-masing wilayah mempunyai daya tarik tersendiri karena kekhasannya, baik secara history berupa kehidupan sosial budaya, agama, suku, ras, bahasa dan bahkan juga menyangkut dengan alamnya dan keanekaragaman hayati yang hidup didalamnya sebagai sebuah kesatuan ekologi yang utuh, secara keseluruhannya ini merupakan aset tak ternilai yang sudah semestinya kita sama-sama menjaga dan merawatnya untuk kelangsungan hidup generasi selanjutnya. Keelokan dan keasrian ini masih terpelihara serta masih terjaga keaslianya hingga kini sebagai rahmat dan karunia terbesar dari Tuhan untuk tetap kita lestarikan. Dan juga untuk kita sama-sama lebih memahami dan mengenalnya lebih jauh  sebagai sebuah pengetahuan dari aset yang sangat berharga ini.
Dalam wilayah Kabupaten Halmahera Barat juga banyak tersimpan berbagai macam potensi berupa pesona keindahan bawah laut maupun yang ada di daratan,  baik yang sudah pernah di sentuh oleh masyarakat lokal maupun para pelancong dari luar Halmahera Barat ataupun yang belum sama sekali dijamah oleh masyarakat secara luas, hal demikian ini sudah menjadi sebuah kebutuhan manusia dalam hal menikmati suasana dengan suguhan nuansa natural yang mulai banyak diminati orang dewasa kini.

Hikayat Negeri Jiko Mabirahi
Diantara spot wisata di Maluku Utara yang menjadi tujuan wisatawan saat ini adalah salah satu destinasi pulau Kahatola, secara teritorial pulau Kahatola berada di kecamatan Loloda selatan, kabupaten Halmahera Barat berbatasan dengan Kecamatan Loloda Utara Kabupaten Halmahera Utara.
Secara historis pada abad ke-13 Loloda pernah berdiri sebuah kerajaan dan merupakan salah satu kerajaan tertua di Maluku Utara. Menurut cerita masyarakat Loloda sekarang, Kesultanan Loloda didirikan oleh seorang tokoh yang datang dari Ternate melalui Galela yang berama Kolano Tolo alias Kolano Usman  Malamo.  Peristiwa kedatangan Raja Loloda ini berkaitan dengan meletusnya Gunung Mamuya yang kemudian mendorong tokoh ini menyingkir ke Loloda. Peristiwa inilah yang kemudian menjadi cikal-bakal nama Loloda yang dalam bahasa Galela disebut “Loda”  yang berarti pindah atau hijrah. Tapi sebelumnya nama Loloda adalah Jiko Mabirahi.
Nama Jiko Mabirahi dalam bahasa Galela yang juga berarti “Teluk Yang Elok” merupakan penyematan yang tidak keliru terhadap sebuah keindahan penggalan surga untuk sebuah negeri yang bernama Loloda kala itu, yang hingga saat ini negeri yang juga di kenal sebagai negeri Ngara Mabeno (Dinding Pintu) menjadi primadona bagi para pelancong wisata baik domestik dan mancanegara untuk disinggahi sekedar menikmati kemolekannya. Negeri yang berfungsi sebagai penjaga Pintu dari Utara ini banyak menyimpan cerita rakyat dan kerajaan serta para kolano  saat itu hingga berakhir masa kemahsyuran pada abad ke-20 tepatnya pada tahun 1908.
Saat ini Loloda (Kahatola) menjadi recomended sebuah destinasi dan juga incaran unggulan di Maluku Utara bagi para pecinta, penikmat, dan penggiat alam untuk sesegera mungkin disambangi sekedar melepas kepenatan hidup manusia era sekarang, kendati demikian persoalan perjalanan yang jauh, faktor keselamatan atau bahkan mahalnya cost menuju ke situ sudah tidak menjadi masalah, demi untuk mencapai hasrat setiap orang untuk sampai ke situ akan tetap dilakukan tanpa mengabaikan yang lainnya.

Trip to Kahatola
(Rute - Perjalanan Aman Wisata ke Loloda)

          Start perjalanannya berawal dari kota Ternate menyeberang ke Pulau Halmahera melalui pelabuhan Dufa-Dufa dengan menggunakan transportasi laut, perjalanan menuju pelabuhan Jailolo, Kab. Halmahera Barat, dengan menggunakan speed boat atau kapal kayu dengan lama perjalanan. Antara 30 menit – 2 jam perjalanan. dengan biaya transportasi Rp. 40.000 – Rp. 50.000 /orang
Rute selanjutnya setelah sampai dipelabuhan Jailolo para traveler diarahkan langsung menuju ke tempat parkiran mobil yang berjarak 30 meter dari pelabuhan (masih dalam area pelabuhan) untuk memilih mobil rute Jailolo – Kec.Ibu. Biaya transportasi /orang Rp. 70.000,00 (Tujuh puluh ribu) dengan lama perjalanan kurang lebih 2 jam untuk sampai di desa Tongute-Ternate.  Selama perjalanan para traveler akan disuguhi dengan pemandangan desa-desa dengan beragam suku dan adat yang masih alami terpelihara, hamparan persawahan dan panorama alam nan indah dari desa-desa tersebut menjadi cerita tersendiri bagi traveler selama perjalanan sampai tujuan.
Setelah sampai di desa Tongute Ternate para traveler langsung diarahakan oleh para guide (pemandu) yakni, kawan-kawan komunitas Pemuda Adventure yang sudah disiapkan untuk memfasilitasi segala kebutuhan selama perjalanan untuk sampai ke lokasi destinasi wisata yang menjadi incaran para traveler, mulai dari persiapan armada transportasi hingga perlengkapan navigasi laut lainnya
Dari desa Tongute Ternate perjalanan selanjutnya traveler diarahkan menuju ke lokasi wisata dengan  menggunakan transportasi laut yakni longboat, yang nanti disiapkan oleh kawan-kawan Pemuda Adventure, perjalanan dari pelabuhan di desa Tongute Ternate ke Loloda melewati sungai menuju muara dan selanjutnya menuju ke Pulau Kahatola dengan menempuh perjalanan selama -/+45 menit untuk sampai di pulau Sosota dan selanjutnya ke spot yang lainnya, biaya sewa/pakai transportasi menggunakan sistem paket 1 x trip, dengan biaya sekali perjalanan pulang pergi sebesar Rp. 2.500.000 (dua juta lima ratus ribu rupiah). Saran bagi para traveler supaya tidak merasa berat dengan biaya cost perjalanan, alangkah baiknya para traveler sekali perjalanan terdiri dari 10 – 20 orang dalam sekali trip supaya biaya transportasi  tidak terasa mencekik leher.

Kahagila to Kahatola
Sosota Island
 
Pulau Sosota merupakan sebuah pulau tak berpenghuni tepatnya disebelah barat dayakepulauan Kahatola, pulau kecil mungil nan molek ini di ibaratkan teletubisnya Nusa Kahatola, Kab. Halmahera Barat, kontur pulau tersebut rendah dan memanjang bak primadona yang sedang merebahkan tubuhnya diatas permadani, diatas punggungan pulau ini didominasi tumbuhan alang-alang dengan corak hijau kekuning-kuninganan bak padang savana yang tak kalah eloknya di kepulauan lombok, serta juga tumbuh beberapa pohon nyiur yang genit melambai-lambai kala diterpa angin sebagai pelengkap keeksotisan khas pulau-pulau di timur Nusantara, di pulau tersebut masih sering kita jumpai beberapa jenis burung sebagai penghuni pulau, diantaranya : Perling Maluku, Cekakak Suci, Gagak Halmahera dan juga burung Madu Sriganti, sebagai pelengkap nyanyian alam para pecinta dunia aves selama berada di pulau ini. Di tepian pulau terdapat beberapa jenis mangrove/bakau tumbuh diatas pasir berlumpur dengan kerikil halus yang bercampur dengan pasir putih, dan juga dikelilingi oleh terumbu karang dengan aneka warna-warni serta biota laut dengan kemilau lautan kebiru-biruan sehingga menambah cantik pulau kecil ini, di depan pulau ini juga terdapat gundukan kerikil membentuk karang atol (cincin karang) saat terjadi pasang surut air laut, sangat uniknya pulau kecil ini, sehingga menarik bagi para wisatawan lokal dan mancanegara untuk datang menikmati keindahan pulau tersebut dengan berselfie ria sekedar mengabadikan diri atau juga dengan melakukan aktifitas lainnya seperti berendam didalam selat, snorkeling dan olah raga air lainnya.

Air Terjun Nusa Kahatola (Air Terjun Teu-Teu)
Air terjun nusa kahatola, adalah sebuah pesona air terjun alami yang tak kalah serunya dengan destinasi wisata air terjun di wilayah Indonesia lainnya..,!!! lokasi wisata ini berada di arah utara desa Kahatola, perjalanan dari desa Kahatola ke tempat tersebut memakan waktu kurang lebih 10 menit dengan menggunakan longboat, salah satu keunikan air terjun Kahatola selain berada di selat kecil yang menjulur masuk kedalam,  aliran air terjun ini langsung jatuh kelaut, dan juga dilokasi ini biasa dilakukan snorkeling atau diving umumnya dilakukan oleh para komunitas selam di dalam maupun dari luar Maluku Utara oleh diver-diver profesional. Selain menikmati keindahan alam bawah laut, juga untuk tujuan pendataan dan penelitian jenis karang yang ada disekitar lokasi air terjun..

Area teluk air terjun ini masih tersimpan keindahan bawah laut yang menarik dengan terumbu karang nan indah untuk segera diselami, disisi kiri dan kanan teluk banyak terdapat pepohonan hijau yang tumbuh rendah rindang berdekatan diatas laut sehingga menambah suasana alami yang sejuk saat kita baru masuk dari depan pintu teluk  menuju ke air terjun, Tempat wisata ini dijamin tidak mengecewakan bagi para pelancong yang haus akan pesona sebuah keindahan ciptaan Tuhan saat tiba di Negeri Ngara Mabeno ini.

Terowongan Walet

Terowongan ini merupakan gua bentukan alam yang membentang dari air terjun nusa kahatola yang lebarnya berkisar 4 sampai 5 meter dan panjang terowongan ini kurang lebih 30m, menuju ke Mariporoco, didalam terowongan ini dihuni oleh burung walet sehingga dinamakan terowongan walet. Dinding gua tersebut sangat kokoh dan sangat gelap jika kedua ujung mulut gua tidak ada cahaya yang masuk, dan agak lembab dinding gua karena rembesan air hujan yang keluar dari sela-selah rekahan di dinding gua, sehingga saat kita berada didalamnya suasana adem sangat kental terasa dan di tambah berseliwerannya kawanan burung walet sehingga menambah suasana gua lebih seru untuk tidak di lewati.

Mariporoco

Mariporoco dalam bahasa Indonesia berarti batu kerucut, batu berbentuk kerucut yang terdapat disebelah utara kepulauan Kahatola ini merupakan sebuah karya Illahi yang sangat luar biasa, batu kerucut yang tinggi menjulang bak pasak bumi yang jatuh tertancap dilautan, tinggi batu/tebing Mariporoco kira–kira 70 – 100m, di bagian atas batu tersebut ditumbuhi rumput semak berwarna hijau dan beberapa pohon di setiap sisi batu/tebing dimana tempat bertenggernya kelelawar hitam dada cokelat, uniknya, kelelawar jenis ini sangat aktif di siang hari tak seperti kelelawar-kelelawar pada umumnya, yang bersifat nocturnal atau yang aktif di malam hari.
Foto : kelelawar di salah satu pohon di Mariporoco

Kelelawar-kelelawar tersebut sangat respon dengan bunyi, baik dengan teriakan-teriakan suara pengunjung, tepuk tangan atau bahkan dengan suara mesin longboat yang sengaja di keraskan untuk menarik kelelawar tersebut keluar. Setiap saat ada pengunjung yang datang mendekat di lokasi tersebut kelelawar-kelelawar ini akan terbang mengitari di atas kepala kita yang jumlahnya sangat banyak, berkisar puluhan bahkan ratusan ribu ekor memenuhi di tiap celah dinding tebing.
                                 Foto. Kelelawar bergelantungan di sisi tebing
Mariporoco
Mariporoco tak kalah menariknya dengan spot wisata alam ‘Pataya’ yang berada di Negeri Gajah Putih, Thailand, di lokasi ini juga sering dilakukan diving (selam) oleh para diver-diver berpengalaman biasanya dari komunitas selam Gilolo Dive Center, dan tamu-tamu dari negara asing.
Di spot area Mariporoco juga saat kemarin di lakukan upacara pengibran bendera merah putih dalam rangka memperingati hari ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia (PKBI) ke-72 tahun 2017, oleh komunitas Pemuda Adventure. Semangat hari proklamasi tersebut juga  di selingi dengan kegiatan penanaman mangrove di pulau Sosota, kegiatan tersebut sebagai pengejawantahan bentuk kesadaran cinta akan tanah air serta kepedulian terhadap lingkungan wilayah pesisir dari keterancaman dan kerusakan akibat dari faktor alam dan ketidaktahuan manusia merusaknya....!!! Salam Lestari

Lok : Mariporoco, Pose usai upacara 17-an bersama Ibu Nolly Missy


Batu Candi



Gambar : jump cliff dari sisi tebing Batu Candi


Batu candi, latar : Gunung Tolimadu
Keunikan lainnya adalah Batu Candi, batu  yang bersebelahan dengan batu meja ke arah selatan, batu ukuran sedang dari Mariporoco ini di sebut batu candi karena  bentuk dan teksturnya seperti pahatan sebuah candi alami, tinggi batu tersebut kurang lebih 15 meter. Dibagian sisi kiri batu candi berdekatan dengan tebing pulau Induk Kahatola yang menjulang tinggi, Biasanya dari atas batu tersebut para pengunjung melakukan jump cliff untuk menguji adrenalin, di tambah dengan air lautnya yang biru jernih, sehingga sangat menggoda bagi para pengunjung untuk menceburkan diri kedalam airnya yang bening tersebut.  
Pic. Pengunjung lagi berpose di atas batu Candi

Spot wisata yang satu ini tak kalah serunya dengan Mariporoco, kedua-duanya saling berdekatan hanya di pisahkan oleh batu meja ditengahnya, batu meja ini digunakan untuk tempat berlabuh longboat/speed, dari tempat itu pula para pengunjung sering mengabadikan gambar, ke arah utara latarnya Mariporoco yang kokoh berdiri dan ke sebelah selatan viewnya batu candi dengan latar Pulau Ruba-Ruba dan gunung Tolimadu. Dan dengan Airnya yang begitu bening hingga visibility-nya (kecerahan) di sekitar batu candi sangat jelas terlihat sampai ke dasarnya.


Pulau Ruba Ruba Kecil
 
Pulau Ruba-Ruba Kecil. Dilihat dari Fila
Diantara sebaran pulau-pulau berukuran kecil yang ada di Loloda, ada juga pulau yang tak kalah elok, pulau berukuran kecil dan sedang tak berpenghuni ini terhampar didalam teluk Kedi, ibukota kecamatan Loloda, diantaranya adalah pulau Ruba-Ruba kecil, pulau tersebut diapit oleh pulau Kahatola di sebelah barat dan pulau induk Halmahera di sebelah timur. Hamparan pulau Ruba Ruba kecil terlihat sangat indah jika kita melihatnya dari lokasi Ruba-Ruba Besar yang berada di pulau induk Halmahera, lokasi wisata di Ruba Ruba kecil sangat cocok untuk aktifitas snorkling.
Pulau Ruba Ruba Kecil berjejer dilihat dari Fila

Pulau Ruba Ruba Kecil, latar: Gunung Ibu lagi hembusan

Gambar : Gunung Ibu Saat Hembusan Di Lihat Dari Pulau Ruba Ruba



Pulau Sidua
Pulau Sidua dari kejauhan
            Salah satu spot wisata di Loloda yang patut di kunjungi adalah Pulau sidua, nama Sidua sendiri asal kata dari bahasa daerah atau karena kedua buah pulau yang berdampingan jadi di sebut Sidua besar dan Sidua kecil ?? sampai saat ini juga penulis belum mengetahui asal kata penamaan pula tersebut oleh para nelayan lokal, tapi apalah arti sebuah nama,, yang pasti pulau Sidua punya keindahan yang patut di nikmati, pulau Sidua adalah salah satu pulau transit sebelum para pengunjung di bawa ke spot-spot wisata yang lain, juga pintu masuk arah timur menuju/memasuki teluk Kedi, pulau Sidua merupakan salah satu rekomendasi bagi para traveler untuk wajib di singgahi, karena pulau tersebut banyak menyimpan keindahan bawah laut nan indah, pulau dengan pasir putih halus dan dasar laut dangkal yang sangat luas, airnya yang bening dan jernih dihiasi warna warni terumbu karang yang terhampar luas dibawahnya seperti soft corral, brain corral, lamun juga banyak terdapat ikan hias karang, seperti letter six, angel fish, mandarin fish, lion fish ikan nemo dll, jadi sangat cocok bagi para pencinta taman laut untuk melakukan kegiatan snorkeling.
Gambar : Terumbu karang di Pulau Sidua dilihat dari atas longboat

Latar Salah satu pulau Sidua



Mari Tuso

Gambar : Dua Sejoli Pulau Mari Tuso
Satu lagi spot wisata di ujung pulau Kahatola arah ke utara adalah pulau Mari Tuso, dua pulau berukuran kecil saling berdekatan, yang satu bentuknya bulat kecil dan yang satunya lagi memanjang dan di tengahnya terlihat tembus sampai kesebelah pulau, olehnya itu pulau ini disebut oleh masyarakat lokal sebagai pulau Mari Tuso, yang dalam bahasa daerah Ternate Mari = ‘Batu’ dan Tuso = ‘Bocor/tembus’, atau Pulau Berlubang.
Di atas kedua pulau Mari Tuso ini juga banyak terdapat kelelawar yang hidup sebagai habitat transitnya, karena kelelawar-kelelawar tersebut hidupnya sering berpindah-pindah, terkadang hidup di atas kedua pulau ini dan disaat-saat tertentu juga berpindah ke pulau Induk Kahatola, tergantung dari arah angin berhembus.
Gambar : Pulau Mari Tuso saat langit cerah di pagi hari
Diatas pulau Mari Tuso vegetasinya sangat terbuka terlihat hanya tumbuhan perdu dan alang-alang yang  mendominasi, di pulau ini pengunjung hanya bisa menikmatinya dari atas perahu/longboat dengan berfoto/selfie tanpa harus turun ketepian karena pulau tersebut tidak berpantai, pulau Mari Tuso bak pilar raksasa yang muncul dari palung terdalam yang menembus hingga permukaan air laut, jadi kedua pulau tersebut hanya terlihat dikeliling tebing (–+) 10 sampai 15m tingginya. Jarak tempuh dari Mariporoco ke Mari Tusa kurang lebih 5 menit perjalanan dengan menggunakan longboat/perahu.
Di jamin akan puas bila pengunjung sudah mengabadikan diri  dari camera dengan latar pulau Mari Tuso, karena pulau tersebut konon, seperti salah satu spot di pulau Dewata, Bali, Mari Tuso di juluki sebagai ‘Nusa Penidanya Loloda di Nusa Kahatola.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini